aku, kamu, kita, ?

Untuk kamu yang tidak pernah bisa kumengerti. Menghilang datang berulang hingga akhirnya benar-benar kuanggap pergi. Mulai lupa dan selalu kucoba untuk melupakan tentang apa yang pernah menjadi sebuah cerita yang aku sebut “kita”. Mengabaikan kenangan yang tiba-tiba terputar. Hingga lambat-laun, kini kuanggap, aku sudah mampu. Dari keyakinan-keyakinan sebelumnya, yang selalu aku klaim ‘saat ini aku mampu’. Tapi yang ini, detik ini, aku sahkan bahwa ‘aku paling mampu’. Sialnya, jejak cinta yang kamu sematkan, tepat satu minggu lalu, amat sangat menggoyahkan kemampuanku. aaarggghh #$%&*($#. entah sampai kapan? sudahlah goyah sedikit. Aku akan tetap menjadi ‘aku paling mampu’.

Untuk kamu, yang hingga kini, tidak terdeteksi.

Tinggalkan komentar